Saturday, April 19, 2008

Peran Senyawa Kimia dalam Sistem Pertahanan Tubuh Menangkal Serangan "Teroris"

Tahukah Anda, apa yang dilakukan dunia ketika para teroris menyerang dan membuat kacau? Semua negara di dunia, tanpa kecuali beramai-ramai membuat sistem pertahanan diri terhadap serangan para teroris, dan bekerja sama satu sama lain dalam membumi-hanguskan para pembuat kacau ini.
Tapi tentu, tulisan ini bukan bertujuan membahas isu terorisme yang sedang gencar-gencarnya dibahas di seluruh dunia. Serangan teroris terhadap suatu negara hanya sebagai analogi tentang suatu kondisi yang pada prinsipnya mirip dengan serangan teroris, tetapi tentu serangan "teroris" ke dalam tubuh kita.
Serangan "teroris", kita sadari atau tidak berlangsung setiap hari menimpa kita. Lalu, bagaimana tubuh kita menyikapi keadaan ini dan seperti apa sistem pertahanan tubuh kita yang juga ikut melibatkan senyawa kimia tubuh sehingga seringkali kita tidak merasakan dampak serangan "para teroris" ini.
Perlu kita ketahui, setiap hari jutaan bakteri, mikroba, virus, racun, zat kimia, dan parasit (yang kita analogikan sebagai teroris) berusaha dengan segala cara masuk ke tubuh kita dan memporak-porandakan sistem pertahanan tubuh kita (sering disebut juga sebagai sistem kekebalan atau imun). Namun, tentu mereka harus berjuang keras melawan "para pejuang" yang senantiasa menjaga tubuh kita dari serangan mereka.
Untuk menangkal serangan bakteri, mikroba, virus, racun dan parasit ini, semua anggota "pejuang" pertahanan tubuh saling bekerja sama dan menerapkan sistem pertahanan tubuh berlapis-lapis dan kompleks tetapi juga menarik. Pertahanan berlapis-lapis ini penting, agar serangan dari jutaan bakteri, mikroba, virus, racun dan parasit ini dapat dilemahkan dengan cara bertahap. Namun adakalanya sistem berlapis-lapis ini masih juga dapat ditembus oleh serangan yang ulet dari "agen teroris" ini, sehingga timbul yang namanya sakit.
Sistem kekebalan tubuh sendiri diartikan sebagai semua mekanisme yang digunakan oleh tubuh untuk menangkal pengaruh faktor atau zat yang berasal dari lingkungan, yang asing bagi tubuh kita. Secara garis besar, sistem kekebalan tubuh kita dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem kekebalan alami (innate immunity) dan sistem kekebalan dapatan (acquired immunity) yang keduanya saling bekerja sama menangkal zat asing dari luar tubuh yang tentu apabila dibiarkan akan berbahaya bagi tubuh. Di dalam sistem ini, peranan senyawa kimia tidak bisa dipandang sebelah mata, bahkan cukup luas dan beragam dengan mekanisme kerja yang unik.
Kekebalan alami merupakan pertahanan tubuh yang mendasar dan kita miliki semenjak lahir dan bersifat non-spesifik (artinya tidak bersifat khusus terhadap zat asing tertentu), sedangkan kekebalan dapatan merupakan pertahanan tubuh yang terbentuk sebagai respon adanya zat asing yang masuk ke dalam tubuh, bersifat spesifik, dan memiliki kemampuan mengingat.
Ribuan mekanisme dilakukan oleh dua sistem kekebalan tubuh kita ini, namun di artikel ini hanya akan dikemukakan beberapa anggota sisem pertahanan tubuh yang melibatkan peranan senyawa kimia.
Salah satu contoh kekebalan alami adalah mekanisme pemusnahan bakteri atau mikroorganisme lain yang mungkin terbawa masuk saat kita makan. Senyawa kimia yang berperan adalah HCl (asam klorida). Senyawa kimia ini terdapat dalam lambung kita, yang dihasilkan oleh sel di dinding lambung sebagai respon terhadap adanya makanan yang masuk ke dalam lambung. Selain berfungsi dalam menghancurkan makanan yang masuk ke dalam lambung, HCl juga berfungsi sebagai penghalang terhadap mikroorganisme yang masuk ke dalam lambung karena sifatnya yang asam (banyak bakteri atau mikroorganisme yang tidak tahan hidup pada pH lambung yang besarnya sekitar 4). HCl yang ada pada lambung akan mengganggu kerja enzim-enzim penting dalam mikroorganisme.
Contoh senyawa kimia lain yang berperan dalam kekebalan alami adalah oksigen. Oksigen merupakan unsur kimia yang kita hirup setiap hari dengan bebas. Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui hidung dan ditampung di dalam paru-paru untuk selanjutnya akan dibawa ke seluruh sel tubuh dengan bantuan darah. Terikatnya oksigen dalam darah dimungkinkan karena pada sel darah merah terdapat suatu gugus penangkap oksigen yang diberi nama Heme yang merupakan kompleks protein dan unsur Fe (besi). Unsur besi akan mengalami perubahan dari Fe2+ menjadi Fe3+ (teroksidasi) apabila berikatan dengan oksigen. Adanya oksigen yang diangkut oleh darah ke sel-sel tubuh kita menyebabkan timbulnya suatu tekanan. Tekanan oksigen dalam darah ini banyak membunuh mikroorganisme yang bermaksud menyerang pertahanan tubuh kita.
Selain itu ada juga senyawa kimia yang dinamakan enzim, yang terdapat dalam cairan-cairan di tubuh kita, yang juga memiliki peranan penting dalam pertahanan tubuh terhadap zat asing. Enzim adalah suatu protein yang bertindak sebagai katalis biologi. Salah satu enzim yang sangat terkenal dalam sistem kekebalan tubuh kita adalah lisozim. Lisozim merupakan enzim yang sanggup mencerna dinding sel bakteri sehingga bakteri akan kehilangan kemampuannya menimbulkan penyakit dalam tubuh kita (hilangnya dinding sel ini menyebabkan sel bekteri akan mati). Lisozim banyak terdapat dalam cairan tubuh seperti air mata dan ingus. Enzim lain yang juga ikut berperan dalam pertahanan tubuh adalah enzim proteolisis yang banyak terdapat dalam usus halus. Enzim ini akan membunuh mikroorganisme yang berhasil mencapai usus dengan mendegradasi (menghancurkan) protein mikroorganisme tersebut. Selain itu juga terdapat senyawa kimia yang dinamakan interferon yang dihasilkan oleh sel sebagai respon adanya serangan virus yang masuk tubuh. Interferon bekerja menghancurkan virus dengan menghambat perbanyakan virus dalam sel tubuh.
Hal yang juga menarik dalam sistem kekebalan alami tubuh ini adalah adanya gejala demam apabila tubuh kita diserang oleh zat asing tertentu (misalnya virus influensa) atau terluka oleh benda tertentu (misalnya kaki kita terkena paku). Gejala demam sendiri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul karena diproduksinya senyawa kimia interleukin (suatu protein hormon) sebagai respon terhadap adanya infeksi mikroba atau adanya jaringan tubuh yang terluka. Meningkatnya suhu tubuh (demam) akan menyebabkan mikroba tertentu yang ada dalam tubuh kita menjadi mati. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan mikroba tersebut dalam mentoleransi kenaikan suhu 2o-3oC di atas ambang normal suhu optimumnya. Jadi, sekali lagi demam yang kita alami ketika sakit merupakan salah satu bentuk "pertempuran" antara sistem kekebalan tubuh kita dan zat asing berbahaya yang masuk.
Setelah kita mengulas beberapa contoh senyawa kimia yang ikut berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh alami, tidak ada salahnya kalau kita juga mengulas senyawa kimia yang ikut berperan dalam kekebalan tubuh dapatan.
Salah satu senyawa kimia yang berperan penting dalam kekebalan tubuh dapatan adalah antibodi. Antibodi adalah suatu protein yang dihasilkan oleh suatu sel dalam tubuh kita (dinamakan sel limfosit B dan termasuk ke dalam kelompok sel darah putih) sebagai respon terhadap adanya antigen (antigen adalah senyawa kimia atau zat asing atau mikroba yang tidak dikehendaki tubuh karena berbahaya yang mampu membangkitkan respon kekebalan pada tubuh kita) yang masuk dalam tubuh. Antibodi mempunyai ciri khas, yaitu spesifik terhadap jenis tertentu dari antigen. Ribuan atau jutaan jenis antigen yang masuk akan merangsang dibentuknya ribuan atau jutaan jenis antibodi pula. Setiap detik sekitar 2000 molekul antibodi diproduksi oleh sel limfosit B. Salah satu contoh peristiwa yang melibatkan antibodi adalah ketika kulit kita terkena infeksi karena luka maka akan timbul nanah. Nanah ini merupakan sel darah putih penghasil antibodi yang mati setelah berperang melawan antigen.
Artikel ini hanya menjelaskan sedikit dari ratusan bahkan ribuan senyawa kimia yang ikut berperan aktif menjaga tubuh kita agar tetap sehat. Agar kerja dari sistem pertahanan tubuh kita dapat optimal diperlukan faktor-faktor pendukung dari luar. Faktor pendukung tersebut, misalnya asupan gizi seimbang yang berasal dari makanan yang kita konsumsi setiap hari dan olahraga taratur.
Banyak dari kita, merasa bahwa asupan gizi dari makanan alami yang kita makan masih relatif kurang untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit, maka kita melengkapinya dengan mengkonsumsi suplemen makanan. Menurut majalah Nutraceutical edisi Juni 2002, total konsumsi suplemen makanan di seluruh dunia pada tahun 2001 sekitar 50,6 miliar dolar AS. Memang tidak salah, namun dalam mengkonsumsi suplemen makanan ada hal yang perlu diperhatikan agar nantinya tidak menimbulkan dampak yang negatif misalnya batasan kadar suatu zat tertentu dalam suplemen, misalnya vitamin A untuk suplemen makanan dibatasi kadar maksimal 5.000 IU per hari dan vitamin E sebagai antioksidan batas maksimalnya adalah 400 IU. Untuk menghindari dampak keamanan dari suplemen yang kita konsumsi, lebih dianjurkan untuk melengkapi kebutuhan gizi tubuh dari makanan alami.
Selain asupan gizi yang seimbang, ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu gaya hidup yang kita anut. Untuk menjaga agar tubuh tetap dalam kondisi prima, perlu dihindari gaya hidup yang tidak baik seperti merokok, minum-minuman beralkohol, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, obat-obatan sintetik untuk terapi, dan lain-lain. Semua perilaku ini dapat menyebabkan bertumpuknya zat-zat racun di dalam tubuh kita sehingga sistem pertahanan tubuh kita tidak berdaya melakukan perlawanan.

No comments:

Anda Pengunjung ke